Freemasonry, atau yang dikenal sebagai organisasi persaudaraan rahasia, memiliki sejarah panjang yang melibatkan berbagai negara, termasuk Indonesia. Meski kontroversial, keberadaan Freemasonry di Indonesia meninggalkan jejak sejarah yang menarik untuk ditelusuri. Artikel ini akan membahas bagaimana Freemasonry masuk ke Indonesia, perkembangannya, serta pengaruhnya dalam masyarakat pada masa kolonial hingga masa kini.
Awal Masuknya Freemasonry ke Indonesia
Freemasonry pertama kali masuk ke Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Organisasi ini dibawa oleh kaum kolonial yang menjadi anggota Freemason di tanah air mereka.
- Kehadiran Pertama: Freemasonry diperkirakan hadir di Hindia Belanda pada awal abad ke-18. Lodge pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) sekitar tahun 1762.
- Tujuan Awal: Pada awalnya, Freemasonry bertujuan untuk menciptakan komunitas persaudaraan di kalangan kolonial Belanda. Organisasi ini menjadi tempat berkumpulnya kaum intelektual, pejabat, dan pedagang Belanda.
Perkembangan Freemasonry di Era Kolonial
Selama masa kolonial, Freemasonry berkembang pesat di berbagai kota besar di Hindia Belanda. Lodge-lodge baru didirikan di Surabaya, Semarang, dan Bandung.
- Keanggotaan: Anggota Freemasonry di Hindia Belanda sebagian besar adalah orang Eropa, terutama Belanda. Namun, pada akhir abad ke-19, beberapa orang pribumi juga mulai diterima sebagai anggota.
- Aktivitas Sosial: Freemasonry dikenal aktif dalam kegiatan sosial, seperti membangun rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah. Salah satu kontribusi nyata mereka adalah pembangunan sekolah untuk anak-anak pribumi.
- Kontroversi: Aktivitas rahasia dan simbolisme Freemasonry sering menimbulkan kecurigaan dari masyarakat lokal dan pihak gereja. Hal ini membuat Freemasonry menjadi organisasi yang sering dipandang negatif.
Lodge Terkenal di Indonesia
Beberapa lodge Freemasonry yang cukup terkenal di Hindia Belanda meliputi:
- Lodge De Ster in het Oosten (Bintang Timur):
- Didirikan di Batavia, lodge ini menjadi pusat aktivitas Freemasonry di Indonesia.
- Lodge De Vriendschap (Persahabatan):
- Berlokasi di Surabaya, lodge ini dikenal karena keterlibatannya dalam berbagai proyek sosial.
- Lodge Mataram:
- Didirikan di Yogyakarta, lodge ini sempat aktif sebelum akhirnya dihentikan operasinya pasca kemerdekaan.
Masa Penurunan dan Pelarangan
Setelah Indonesia merdeka, keberadaan Freemasonry mulai mengalami penurunan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini:
- Nasionalisme:
- Setelah kemerdekaan, organisasi yang berafiliasi dengan kolonialisme seperti Freemasonry kehilangan popularitas di kalangan masyarakat Indonesia.
- Pelarangan oleh Pemerintah:
- Pada tahun 1961, Presiden Soekarno secara resmi melarang semua aktivitas Freemasonry di Indonesia melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 264 Tahun 1962.
- Lodge-lodge yang tersisa diambil alih oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan publik.
- Kecurigaan terhadap Freemasonry:
- Munculnya berbagai teori konspirasi yang mengaitkan Freemasonry dengan agenda politik dan agama tertentu membuat masyarakat semakin antipati terhadap organisasi ini.
Pengaruh Freemasonry di Indonesia
Meskipun keberadaan Freemasonry di Indonesia kini sudah tidak aktif secara resmi, pengaruhnya tetap terasa dalam beberapa aspek sejarah dan budaya:
- Arsitektur:
- Beberapa bangunan yang dulunya milik Freemasonry masih berdiri hingga kini, seperti gedung-gedung di kawasan Kota Tua Jakarta dan Surabaya.
- Pemikiran Modern:
- Anggota Freemasonry sering kali adalah kaum intelektual yang membawa gagasan modern dan pendidikan ke Hindia Belanda.
- Kontroversi Sejarah:
- Perdebatan tentang peran Freemasonry dalam kolonialisme dan kontribusinya terhadap masyarakat Indonesia masih menjadi topik menarik bagi sejarawan.
Peran Freemasonry dalam Pendidikan dan Sosial
- Pendidikan:
- Freemasonry mendirikan sekolah-sekolah untuk masyarakat lokal, yang menjadi salah satu upaya awal untuk meningkatkan akses pendidikan di Hindia Belanda.
- Kesehatan:
- Beberapa rumah sakit dibangun oleh Freemasonry sebagai bagian dari kontribusi sosial mereka.
- Kegiatan Amal:
- Selain pendidikan dan kesehatan, Freemasonry juga aktif dalam kegiatan amal lainnya, seperti bantuan kepada korban bencana alam.
Warisan Freemasonry di Indonesia
Meskipun aktivitas Freemasonry telah dihentikan secara resmi, warisan mereka masih terlihat hingga kini. Bangunan-bangunan seperti lodge tua dan sekolah yang mereka dirikan menjadi saksi sejarah keberadaan mereka di Indonesia. Beberapa bangunan tersebut kini digunakan untuk keperluan umum atau dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya.
Kesimpulan
Sejarah Freemasonry di Indonesia mencerminkan perjalanan panjang sebuah organisasi internasional di tengah perubahan zaman dan dinamika sosial. Meski kini aktivitasnya sudah dilarang, jejak Freemasonry tetap ada, baik dalam bentuk kontribusi sosial maupun warisan sejarah berupa bangunan dan gagasan. Memahami sejarah ini membantu kita melihat bagaimana pengaruh global memengaruhi perkembangan lokal di Indonesia.
Baca Juga : Freemason: Pertanyaan Anda Dijawab